1. Keyakinan umum...
* Otak anak usia dini seperti spons, artinya ini masa yang tepat untuk ditanamkan ilmu, agar anak tumbuh cerdas
* Semakin dini disekolahkan, otak anak semakin berkembang.
2. Sehingga...
Ada orang tua yang menyekolahkan sedini mungkin, bahkan ada yang masuk prasekolah diusia 1,5-2 tahun.
3. Mari kita bercermin...
* Apakah kita begitu meyakini bahwa anak harus segera pintar agar siap menghadapi persaingan zaman?
* Apakah kita disiapkan menjadi orang tua?
* Apakah memiliki bekal yang cukup dalam mengasuh?
* Bagaimana innerchild diri kita?
4. Betapa kita disiapkan untuk menjadi ahli namun tdk disiapkan jadi orangtua, sehingga tidak punya kesabaran & endurance untuk jadi orang tua.
5. Ilmu yang kita miliki untuk mengasuh pun serba tanggung.
Ilmu yg setengah-tengah, berujung pada false belief (keyakinan yang salah).
Sayangnya false belief ini dpt berubah menjadi societal false belief (keyakinan yang salah pada sekelompok orang).
Jika orang tua tidak memiliki kemampuan berpikir (thinking skill) yang baik, false belief akibat ilmu yang serba tanggung itu jadi pembenaran bersama atas keputusan kita yang keliru.
6. Pintar ada waktunya!
Karena yang berkembang adalah pusat perasaan, anak usia dini harus jadi anak yang bahagia, bukan jadi anak yg pintar!
7. Kita berpikir...
"Kan di sekolah belajarnya sambil bermain"
"Kan anak perlu belajar sosialisasi"
"Kan anak jadi belajar berbagi & bermain bersama"
Padahal...
* Anak usia dini belum perlu belajar sosialisasi dengan beragam orang
* Saat anak diusia dini, otak anak yang paling pesat berkembang adalah pusat perasaannya, bukan pusat berpikirnya.
8. Di sekolah, kegiatan anak hanya bermain kok!
Taukah ayah bunda, permainan terbaik adalah tubuh ayah ibunya! Bermain dengan ayah ibu juga menciptakan kelekatan. Misal: bermain peran, bermain pura-pura, muka jelek, petak umpet.
9. Di sekolah, mainan lebih lengkap.
Permainan paling kreatif adalah bermain tanpa mainan. Jangan batasi kreatifitas anak dengan permainan yang siap pakai.
Contoh: karpet jadi mobil, panci jadi topi.
10. Di sekolah, anak belajar bersosialisasi & berbagi.
Anak <5 th belum saatnya belajar sosialisasi.
Ia belum bisa bermain bersama. Mereka baru bisa bermain bersama-sama.
Bermain bersama-sama= bermain diwaktu & tempat yg sama namun tidak berbagi mainan yang sama (menggunakan mainan masing-masing)
Bermain bersama= bermain permainan yg membutuhkan berbagi mainan yang sama.
11. Di sekolah, anak belajar patuh pada aturan & mengikuti instruksi.
Aturan & instruksi perlu diterapkan setahap demi setahap. Jika di rumah ada aturan, di sekolah ada aturan, berapa banyak aturan yang harus anak ikuti? Apa yg dirasakan anak?
Analogi: Seorang anak <5 thn yang sangat berbakat dalam memasak, dimasukkan ke sekolah memasak. Di sekolah itu, dia diajari berbagai aturan memasak yang banyak, dilatih oleh beberapa instruktur sekaligus. Yang dirasakan anak: pusing!
12. Memasukkan sekolah anak terlalu dini, sama seperti menyemai benih kanker.
Kita tidak tahu kapan kanker akan muncul & dalam jenis apa.
Otaknya belum siap. Kita tidak pernah tahu kapan ia kehilangan motivasi belajar.
Semakin muda kita sekolahkan anak, semakin cepat pula ia mengalami BLAST (Bored Lonely Afraid-Angry Stress Tired).
anak yg mengalami BLAST, lebih rentan menjadi pelaku & korban bullying, pornografi & kejahatan seksual.
13. Jika si adik ingin ikut kakaknya sekolah...
Sekolah itu bukan karena ikut-ikutan. Anak harus masuk masa teachable moment, karena memang ada anak yang mampu sekolah lebih cepat dari ketentuan umum yang berlaku. Orang tua harus mampu mengendalikan keinginan anak. Kendali ada ditangan orang tua karena otak anak belum sempurna bersambungan.
14. Ciri anak memasuki masa teachable moment.
* Menunjukkan minat untuk sekolah
* Minat tersebut bersifat menetap
* Jika kita beri kesempatan untuk bersekolah, ia menunjukkan kemampuannya.
15. Kapan sebaiknya anak masuk sekolah?
* TK A → usia 5 th
* TK B → usia 6 th
* SD → usia 7 th
Dibawah usia 5 th, anak tidak perlu bersekolah.
Kebutuhan anak 0-8 tahun adalah bermain & terbentuknya kelekatan.
Jangan kau cabut anak-anak dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan mendapatkan orang dewasa yang kekanakan.
-Prof. Neil Postman, The Disappearance Childhood-
Repost: Yayasan Kita & Buah Hati
0 komentar
Post a Comment