Kemarin baru
saja diluncurkan Satelit Nusantara Satu. Sebuah Satelit berteknologi high
throughput satellite (HTS) pertama milik Indonesia yang berperan untuk
memperluas jangkauan layanan serta kecepatan jaringan.
Satelit
Nusantara Satu milik PT Pasifik berhasil meluncur pada Jumat pagi 22 Februari
2019 waktu Indonesia. Satelit Nusantara Satu yang diluncurkan dari Cape
Canaveral, Amerika Serikat itu sedang dalam perjalanan menuju slot orbit pada
146 Bujur Timur. Lokasi tersebut berada di atas Pulau Papua.
Perjalanan tersebut membutuhkan waktu
hingga dua pekan. Setelah itu akan ada pengetesan yang disebut In Orbit Test.
"Perkiraan tiga minggu (untuk
pengetesan) setelah di orbit. Jadi dua minggu ditambah tiga minggu lagi,"
kata Direktur Jaringan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Heru Dwikartono,
saat konferensi pers Nusantara Satu di Jakarta, Jumat 22 Februari 2019.
Satelit yang
berbobot 4,1 ton itu diproduksi perusahaan satelit geostasioner komersial dan
perangkat antariksa asal Amerika Serikat, Space System Loral (SSL). Biaya
produksi sekitar US$250 juta dan biaya peluncuran US$60 juta. Satelit Nusantara
Satu akan sanggup mengorbit lebih dari 15 tahun.
Kapasitas
bandwidth satelit tersebut mencapai 15 Gbps. Heru menjelaskan, kapasitas
Satelit Nusantara Satu adalah 16 transponder C-band dan 12 transponder Extended
C-band serta 8 spot beam Ku-band.
PSN menargetkan
25 ribu desa yang bisa menggunakan layanan koneksi internet broadband dengan
satelit ini. Perusahaan itu juga memiliki rencana untuk menerbangkan dua
satelit lagi.
"Nusantara
Dua meluncur 2020 dan Nusantara Tiga pada 2022. Total (kapasitasnya) capai 150
Gbps," kata Heru. (dhi)
Jika sudah
beroperasi, satelit Nusantara Satu yang memiliki keistimewaan pada layanan
internet broadband dan daya muat datanya jauh lebih besar ini bisa dimanfaatkan
untuk menyediakan koneksi internet di 25 ribu desa di seluruh Indonesia.
Tentu ini
sangat mendukung usaha ekonomi rakyat di pedesaan dalam rangka mempromosikan
dan menjual hasil usahanya baik berupa pertanian, peternakan kerajinan khas
maupun potensi objek wisata yang ada.
Mari
teman-teman, sahabat dan saudara-saudaraku yang berada di wilayah pedesaan
khususnya Sumatera Utara untuk belajar dan dapat mengoperasikan teknologi
internet agar usaha-usaha yang dipasarkan secara konvensional bisa dijalankan
juga secara digital sehingga mampu mencapai pangsa pasar yang lebih luas bahkan
mendunia. Sehingga pendapatannya akan jauh lebih meningkat.
0 komentar
Post a Comment